Gajah Dapat Membantu Lawan Perubahan Iklim!
Gajah: Si Raksasa Lembut yang Jadi Pahlawan Iklim Dunia
Tahu nggak, ada hewan besar yang hobi banget jalan-jalan di hutan, menginjak-injak semak belukar, menjatuhkan pepohonan, bahkan kadang bikin jalur baru di tengah rimba. Sekilas, kelihatannya merusak ya?
Tapi tunggu dulu...
Si raksasa ini ternyata sangat berjasa buat bumi kita, lho! Kok bisa?
Gajah hutan, terutama spesies gajah hutan Afrika, sering dijuluki sebagai “The Gardeners of the Forest” atau “Petani Besar Hutan”. Tapi ini bukan sekadar julukan lucu, mereka memang secara harfiah mengelola hutan dengan cara alami!
Gajah-gajah ini berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, meningkatkan kemampuan hutan dalam menyerap karbon, dan menyebarkan nutrisi yang dibutuhkan oleh berbagai tumbuhan di sekitarnya. Mereka bukan hanya pengembara, tapi juga “arsitek ekosistem.”
Terus Gimana Caranya Gajah Bisa Bantu Lawan Perubahan Iklim?
Jadi begini. Saat gajah berjalan melintasi hutan dan mencari makan, mereka nggak sembarang pilih makanan. Gajah cenderung mengonsumsi dan menginjak tanaman-tanaman muda yang cepat tumbuh namun lemah menyerap karbon.
Nah, tanaman-tanaman yang tidak dimakan atau diinjak oleh gajah justru mendapat keuntungan besar: akses cahaya, air, dan ruang tumbuh yang lebih luas. Tanaman ini bisa tumbuh lebih besar, kuat, dan menyerap lebih banyak karbon dari atmosfer!
Hasilnya? Hutan menjadi lebih sehat dan lebih efisien dalam menyerap karbon, sebuah senjata alami kita dalam memerangi perubahan iklim.
Dampaknya ngga main-main, loh! Satu ekor gajah saja bisa merangsang peningkatan penangkapan karbon di hutan setara dengan emisi tahunan lebih dari 2.000 mobil berbahan bakar bensin.
Bayangin kalau ada banyak kawanan gajah yang ada di hutan, mereka bisa jadi garda terdepan bumi untuk melawan krisis iklim!
Tapi Sayangnya, Gajah Juga Dalam Bahaya. Meski peran mereka begitu penting, nasib gajah hari ini sangat memprihatinkan. Mereka diburu demi gading. Habitat mereka perlahan hilang akibat alih fungsi hutan jadi kebun, tambang, atau pemukiman.
Nggak heran kalau akhirnya gajah-gajah ini “balas dendam” bukan karena marah, tapi karena mereka kelaparan dan terusir dari rumah mereka.
Contohnya, pada 30 Desember 2024 dan 2 Januari 2025, kawanan gajah dilaporkan menyerang perkampungan di Bandar Lampung. Rumah warga rusak, bahkan ada korban jiwa. Miris, tapi ini adalah potret konflik antara manusia dan alam yang semakin sering terjadi.
Gajah bukan musuh. Mereka hanya butuh tempat tinggal, makanan, dan ruang untuk hidup sama seperti kita.
Kita bisa membantu mereka dengan cara:
- Menghentikan perburuan liar.
- Melindungi hutan yang jadi habitat mereka.
- Mendukung konservasi dan edukasi tentang gajah.
Sekarang kita tahu bahwa gajah bukan sekadar hewan besar yang berjalan gagah di hutan. Mereka adalah pahlawan iklim, petani hutan, dan simbol keseimbangan alam. Karena kalau kita menjaga mereka, mereka pun akan terus menjaga bumi kita.
Yuk hentikan perburuan gajah dan mulai sayangi gajah!
Terbaru

5 Spesies Flora dan Fauna Endemik Raja Ampat Papua Terancam Punah
daftar flora dan fauna endemik Raja Ampat Papua yang kini statusnya mulai terancam akibat kerusakan ...
Selengkapnya
Mengenal Lebih Dekat Klasifikasi Air Sungai Kelas 1-4
Air sungai punya kualitas berbeda, sehingga pemerintah menetapkannya dalam 4 kelas: kelas 1 (air bak...
Selengkapnya
KEREN ! Negara Dengan Pengolahan Air Limbah Terbaik Di Dunia
Beberapa negara mengembangkan teknologi dan sistem pengelolaan air limbah. ...
Selengkapnya
Chemical Oxygen Demand (COD): Parameter Dalam Analisis Air Limbah
Dalam analisis tersebut, Chemical Oxygen Demand (COD) merupakan salah satu parameter utama yang tak ...
Selengkapnya
Fenomena Strawberry Moon, Gimana Dampaknya Bagi Lingkungan ?
fenomena strawberry moon adalah peristiwa warna kemerahan pada bulan. Saat itu terjadi, bulan akan t...
Selengkapnya
Lindungi Keluarga dari Bahaya Bahan Tambahan Makanan
BTP umumnya digunakan dalam berbagai produk olahan pangan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat ...
Selengkapnya
Si Kecil Pengawet Besar: Apa Itu Natrium Benzoat?
Natrium benzoat adalah senyawa kimia yang umum digunakan sebagai bahan pengawet dalam berbagai produ...
Selengkapnya
Gajah Dapat Membantu Lawan Perubahan Iklim!
Gajah bukan hanya hewan besar yang berkeliaran di hutan mereka berperan penting dalam menjaga ekosis...
Selengkapnya
Sumber Pewarna Alami yang Bikin Makanan Makin Wow!
Indonesia, salah satu negara dengan biodiversitas paling kaya di dunia, memiliki potensi yang luar b...
Selengkapnya
Sejarah Letusan Gunung Lewotobi NTT: Keindahan Alam Yang Kini Berstatus Awas
Gunung Lewotobi, sepasang puncak gunung yang gagah berdiri di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara ...
Selengkapnya
Bukan Cuma Gula, Ini Jenis Pemanis dan Dampaknya dalam Pangan Olahan
Penggunaan pemanis buatan diatur regulasinya pada Peraturan BPOM No. 11 tahun 2019 tentang bahan tam...
Selengkapnya
PRJ 2025: Satu Hari Nggak Cukup Buat Explore Semua Keseruannya!
PRJ 2025 hadir lebih meriah! Perayaan Jakarta ke-498 ini jadi ajang kolaborasi, belanja, kuliner, da...
Selengkapnya
Manis Itu Pilihan: Pilih yang Alami atau Sintetik?
Pemanis alami berasal dari tanaman seperti tebu dan bit serta berperan sebagai sukrosa dan merupakan...
Selengkapnya
Siang Panas, Sore Hujan, Risiko Pangan Rentan di Kemarau Basah
Siang hari yang terik disusul hujan deras di sore hari menciptakan kondisi lembap dan hangat yang id...
Selengkapnya
Kasus KLB Pangan: Mengapa Masih Banyak Keracunan Makanan?
Kejadian Luar Biasa (KLB) atau Keracunan Pangan (KP) merupakan kejadian saat dua orang atau lebih me...
Selengkapnya
Mengungkap Dunia Mikroba dalam Makanan Pentingnya Uji Mikrobiologi untuk Keamanan Pangan
Keamanan pangan merupakan perhatian yang sangat penting di dunia modern, di mana analisis mikrobiolo...
Selengkapnya
LONG WEEKEND KE MANA ? YUK HEALING KE 5 SPOT CANTIK SEKITAR GUNUNG LEWOTOBI
Gunung Lewotobi tak hanya menawarkan pesona alam yang luar biasa, tetapi juga menjadi daya tarik ter...
Selengkapnya
Seketika Biru, Sungai Citarum Diambang Krisis Ekosistem
Dari 111 sungai, sebanyak 81 sungai atau sekitar 72,97% masuk dalam kategori pencemaran ringan. Sal...
Selengkapnya
Cegah Wabah Penyakit Pada Pangan Lewat Uji Mikroba
Dengan uji mikroba yang tepat mendeteksi sumber kontaminasi, wabah berhasil dihentikan dan langkah p...
Selengkapnya
Hari UMKM Internasional : Membangun Masa Depan Pangan yang Lebih Sehat dan Berdaya Saing
Lab uji sebagai mitra tumbuh UMKM pangan, dapat membantu memenuhi regulasi dan memberikan nilai tamb...
Selengkapnya