Mengenal Perisa Sintetik
Pernahkah kamu menikmati camilan dengan rasa stroberi, vanila, atau jeruk, tapi saat membaca labelnya, kamu tak menemukan satupun buah asli di dalamnya? Itulah peran perisa sintetik, senyawa yang diciptakan untuk meniru rasa alami, namun tidak berasal dari bahan alami.
Meski terdengar “buatan,” perisa sintetik tidak otomatis berbahaya, selama digunakan dengan benar dan sesuai standar.
Perisa sintetik adalah bahan tambahan pangan yang dibuat melalui proses kimia untuk meniru aroma dan rasa alami dari bahan-bahan seperti buah, rempah, atau tanaman lain.
Berbeda dengan perisa alami yang diekstrak langsung dari bahan asli, perisa buatan dibuat melalui proses sintesis kimiawi yang menggabungkan berbagai molekul penyusun rasa.
Ada beberapa alasan utama mengapa perisa sintetik lebih banyak digunakan:
● Biaya lebih efisien: Memperoleh rasa dari buah asli seringkali mahal dan tidak selalu stabil.
● Konsistensi rasa: Perisa sintetik menjaga rasa produk agar tetap sama dari waktu ke waktu.
● Ketersediaan bahan baku: Tidak tergantung musim atau wilayah tertentu, perisa sintetik dapat diproduksi kapan saja.
● Keamanan: Perisa sintetik dapat dibuat bebas dari kontaminan dan mikroorganisme.
Perisa sintetik memungkinkan produsen untuk mengontrol rasa dengan lebih konsisten dan memproduksi rasa yang sulit atau mahal didapatkan dari sumber alami.
Dari Mana Perisa Sintetik Dibuat?
Perisa sintetik dibuat dari bahan kimia dasar seperti alkohol, aldehida, ester, dan keton yang diolah secara kimiawi menjadi senyawa yang memberikan rasa spesifik. Contoh perisa sintetik populer misalnya, senyawa ethyl maltol sering digunakan untuk memberikan rasa manis dan aroma karamel, sedangkan vanillin sintetis adalah salah satu perisa vanila buatan yang paling umum dipakai. Beberapa tahapan proses pembuatan perisa sintetik secara umum sebagai berikut:
1. Identifikasi senyawa rasa alami: Ilmuwan mengisolasi senyawa-senyawa yang memberikan rasa khas pada bahan alami.
2. Sintesis kimia: Senyawa yang telah diidentifikasi kemudian disintesis secara kimia dengan cara menggabungkan bahan kimia dasar.
3. Formulasi dan pengujian: Campuran perisa dibuat dan diuji secara sensorik untuk memastikan rasa dan aroma mendekati aslinya.
4. Pengemasan dan distribusi: Perisa siap digunakan dalam berbagai produk pangan.
Badan pengawas pangan seperti FDA (AS), EFSA (Eropa), dan BPOM (Indonesia) telah menetapkan standar ketat untuk perisa sintetik. Semua perisa harus melalui uji toksisitas dan keamanan sebelum diperbolehkan digunakan dalam makanan. Selama perisa sintetik digunakan sesuai regulasi, produk tetap aman dikonsumsi. Justru yang berbahaya adalah jika digunakan secara berlebihan, atau tidak melalui pengujian yang valid.
Walaupun bukan berasal dari buah asli, perisa sintetik adalah hasil inovasi ilmiah yang memungkinkan kita menikmati berbagai rasa lezat dan konsisten. Perisa sintetik aman dikonsumsi jika sesuai regulasi dan berperan penting dalam perkembangan industri pangan modern.
Terbaru

Organik Dalam Makanan : Mengenal Istilah Makanan Organik Dan Non-Organik
Dalam beberapa tahun terakhir, istilah organik semakin sering muncul di dunia makanan dan gaya hidup...
Selengkapnya
Kapan Waktu Terbaik Minum Teh Hijau ? Ini Analisisnya Berdasarkan Siklus Metabolisme Tubuh
Kapan sebenarnya waktu terbaik untuk menikmati secangkir teh hijau agar manfaatnya dapat diserap sec...
Selengkapnya
Minum Kombucha Tiap Hari ? Ini Manfaatnya Untuk Pencernaan!
Kombucha bukan sekadar tren sesaat, melainkan termasuk dalam kategori pangan fungsional karena menga...
Selengkapnya
Percaya Atau Tidak , Inilah 5 Alasan Ilmiah Mengapa Teh Cocok Untuk Pegawai Kantoran
tahukah kamu bahwa solusi alami untuk melindungi tubuh dari serangan radikal bebas ini sudah ada dal...
Selengkapnya
Kelebihan dan Kekurangan Program Fortifikasi Makanan di Indonesia
mengupas secara komprehensif berbagai aspek program fortifikasi makanan di Indonesia, menyajikan arg...
Selengkapnya
Apa Itu Hujan Asam? Kenali Penyebab, Dampak, Dan Solusi Bagi Lingkungan Hidup
Hujan asam terjadi ketika kandungan zat kimia berbahaya di udara, seperti sulfur dioksida (SO₂) da...
Selengkapnya
8 Tanaman Hias Loveable Dengan Warna Brave Pink Green Hero, Percantik Halaman Sambil Jaga Lingkungan
Warna tanaman hias begitu beragam dan unik, mengundang rasa ingin memiliki. Dari hanya percampuran d...
Selengkapnya
Mengenal Environmental Baseline Study (EBS) Untuk Industri Ramah Lingkungan
Dengan mengintegrasikan teknologi hijau, efisiensi energi, serta pengelolaan limbah yang tepat, indu...
Selengkapnya
Apa Itu Fortifikasi Makanan? Mengenal Zat Tambahan Makanan Dan Manfaatnya Untuk Tubuh
9 Dari 10 Ahli Setuju! Fortifikasi Makanan Memberikan Manfaat Luar Biasa Bagi Tubuh- Yuk Kenali Jeni...
Selengkapnya
Rahasia Gaya Hidup Sehat dengan Secangkir Teh
Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat dan konsumsi pangan ala...
Selengkapnya
Hobi Makan Seafood? Waspadai Mikroplastik Yang Mengintai!Hobi Makan Seafood? Waspadai Mikroplastik Yang Mengintai!
Pentingnya kesadaran akan keberadaan mikroplastik dalam seafood yang dikonsumsi sehari-hari. Berikut...
Selengkapnya
Makanan Cepat Saji Cepat Basi? Ini Penyebab dan Tips Aman Mengonsumsinya
Makanan cepat saji atau fast food dikenal praktis dan mudah dinikmati, tetapi memiliki daya simpan y...
Selengkapnya
Peran Beras Fortifikasi Untuk Mencegah Stunting Di Indonesia
Kupas tuntas peran, manfaat, dan potensi beras yang diperkaya dengan vitamin dan mineral ini dalam ...
Selengkapnya
Tantangan Dan Strategi Fortifikasi Makanan di Indonesia Untuk Gizi yang Lebih Baik
Fortifikasi adalah proses menambahkan zat gizi mikro penting seperti zat besi, yodium, vitamin A, zi...
Selengkapnya