Mengenal Pestalotiopsis microspora : Jamur Pemakan Sampah

5 days ago By : Alifah Fauza Riyadi

Sampah plastik dikenal sebagai salah satu polutan paling sulit terurai di bumi, membutuhkan waktu ratusan tahun untuk hancur secara alami.

Data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) yang dilansir dari kemenlh.go.id, Indonesia sendiri menghasilkan 56,6 juta ton sampah dengan 10 juta ton diantaranya adalah sampah plastik. Sementara itu akumulasi limbah plastik dunia bisa mencapai 460 juta ton, dikutip International Union for Conservation of Nature.

Namun, penelitian terbaru mengungkap adanya jenis jamur tertentu, seperti Pestalotiopsis microspora, yang mampu mengurai plastik menjadi senyawa sederhana melalui proses biologis.

Mengenal Jamur Pestalotiopsis microspora

Pestalotiopsis microspora adalah jenis jamur mikroskopis yang ditemukan hidup di jaringan tanaman di hutan Amazon.

Jamur ini istimewa karena mampu mencerna plastik poliuretan material yang terkenal sulit terurai dan banyak digunakan dalam produk sehari-hari, seperti busa sofa dan pelapis sepatu.

Lebih luar biasa lagi, kemampuannya tetap bekerja bahkan di lingkungan tanpa oksigen (anaerob), seperti di tempat pembuangan sampah padat yang minim udara.

Kondisi ini biasanya menjadi hambatan bagi sebagian besar mikroorganisme untuk bertahan dan berfungsi optimal.

Jamur Pestalotiopsis microspora menghasilkan enzim khusus yang bisa mengurai rantai kimia dari plastik poliuretan menjadi molekul organik yang lebih ramah lingkungan.

Dengan cara ini, plastik yang biasanya susah diuraikan bisa dipecah menjadi zat yang tidak merusak lingkungan, bahkan bisa kembali diserap oleh ekosistem.

Penemuan jamur ini pertama kali diketahui pada tahun 2011 oleh seorang mahasiswa dari Yale University yang sedang melakukan penelitian tentang mikroorganisme di Amazon.

Penelitian tersebut terus berkembang, dan pada tahun 2025, berbagai universitas di Amerika dan Eropa mulai mengembangkan teknologi berbasis jamur ini.

Menurut artikel terbaru dari Environmental Science and Technology, para peneliti berhasil meningkatkan daya kerja enzim pengurai plastik, sehingga proses penguraian yang sebelumnya memakan waktu berbulan-bulan kini bisa dipercepat hanya dalam dua minggu.

Bagaimana Jamur Melakukan Hal Ini?

Jamur mengurai plastik melalui produksi enzim ekstraseluler. Enzim-enzim ini dilepaskan oleh jamur ke lingkungan sekitarnya.

Ketika enzim-enzim tersebut bersentuhan dengan molekul plastik, mereka bertindak seperti "gunting molekul" yang memotong rantai polimer plastik yang panjang dan kuat menjadi fragmen-fragmen yang lebih kecil. Fragmen-fragmen ini kemudian bisa diserap oleh jamur sebagai sumber karbon atau energi, layaknya nutrisi dari makanan.

Potensi dari penemuan ini sangat besar. Bayangkan jika kita bisa memanfaatkan jamur-jamur ini untuk mendirikan pabrik pengurai plastik alami.

Alih-alih membakar atau menimbun sampah plastik, kita bisa memprosesnya secara biologis dengan bantuan makhluk hidup.

Teknologi ini bisa diaplikasikan di fasilitas pengolahan limbah, tempat pengomposan, bahkan mungkin di area-area yang tercemar plastik seperti sungai atau pantai, meskipun penerapan di alam terbuka masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memastikan keamanan ekologis.

Ledakan Sampah Plastik Dan Kekuatan Penguraian Jamur

Kecepatan penguraian oleh jamur masih perlu ditingkatkan agar bisa bersaing dengan volume sampah plastik yang dihasilkan setiap hari.

Selain itu, para peneliti juga harus memastikan bahwa produk akhir dari penguraian plastik oleh jamur ini benar-benar tidak berbahaya bagi lingkungan.

Sebagian besar jamur hanya mampu mengurai jenis plastik tertentu, sehingga perlu ada solusi yang komprehensif untuk berbagai jenis plastik yang berbeda.

Meski begitu, jamur pemakan plastik tetap menawarkan secercah harapan. Mereka menunjukkan bahwa alam memiliki cara yang cerdas dan efisien untuk mengatasi masalah yang kita ciptakan.

Dengan riset dan pengembangan yang tepat, jamur-jamur ini bisa menjadi pahlawan tak terduga dalam perang melawan polusi plastik, mengubah tumpukan sampah menjadi nutrisi dan membuka jalan menuju masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Kehadiran Jamur Pemakan Plastik Dari Kacamata Laboratorium

Dari sudut pandang laboratorium, jamur pemakan plastik dipandang sebagai organisme dengan potensi besar untuk bioremediasi, namun juga memerlukan kajian ilmiah yang hati-hati sebelum bisa diterapkan luas.

Kekuatan utama jamur ini adalah kemampuannya mendegradasi plastik polyurethane bahkan di lingkungan anaerob (minim oksigen), seperti kondisi dalam lapisan tanah TPA.

Dalam perspektif pengujian lingkungan, ini membuka peluang metode baru untuk mengurangi limbah plastik secara biologis, melengkapi metode mekanis dan kimia yang sudah ada.

Dibalik kehadiran jamur pemakan plastik, kita sebagai masyarakat perlu memperhatikan kelestarian lingkungan, sebab jamur tersebut bukan menjadi patokan utama pengelolaan limbah plastik saat ini.

Masyarakat, industrial, serta peran laboratorium masih menjadi kunci utama mengentaskan permasalahan limbah mikroplastik tersebut, seperti peran Inti Surya Lab sebagai pioneer lab lingkungan terdepan dengan dukungan parameter tervalidasi serta tersertifikasi.


Referensi:

Harrison, J. (2020). Plastic Eating Mushrooms.

Nasution, R. S. (2015). Berbagai cara penanggulangan limbah plastik. Elkawnie: Journal of Islamic Science and Technology1(1), 97-104.


Terbaru

...
4 hours ago

Membedah Proses Produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Yang Aman

Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) kini menjadi pilihan praktis dan populer bagi banyak orang untuk meme...

Selengkapnya
technical
...
4 hours ago

Baku Mutu Air Limbah Industri Kopi

Untuk memastikan bahwa air limbah yang dihasilkan sudah memenuhi standar baku mutu, pemilik bisnis i...

Selengkapnya
technical
...
2 days ago

Mengenal Kandungan Air Minum dalam Kemasan (AMDK)

Kenali kandungan dan manfaat air minum dalam kemasan (AMDK) serta tips memilih yang aman....

Selengkapnya
technical
...
2 days ago

Pulau Padar, Keindahan Yang Perlu Dijaga Bersama

Pulau Padar di Nusa Tenggara Timur memikat dengan savana dan laut biru yang menakjubkan. Namun, ekos...

Selengkapnya
Entertaiment
...
5 days ago

Fakta di Balik Label Alami pada Makanan

Label "alami" memiliki kekuatan psikologis yang besar di mata konsumen. Kita cenderung mengasosiasik...

Selengkapnya
technical
...
5 days ago

Mengenal Pestalotiopsis microspora : Jamur Pemakan Sampah

Jamur ini mampu mencerna plastik poliuretan material yang terkenal sulit terurai dan banyak digunaka...

Selengkapnya
Information
...
5 days ago

Waspada Perisa Sintetis Ilegal di Makanan Online

Salah satu ancaman tersembunyi yang jarang disadari adalah penggunaan perisa sintetis illegal bahan ...

Selengkapnya
technical
...
1 week ago

Mengenal Perisa Sintetik

Perisa sintetik adalah bahan tambahan pangan yang dibuat melalui proses kimia untuk meniru aroma dan...

Selengkapnya
technical
...
1 week ago

Perbedaan Bahan Tambahan Pangan Legal dan Ilegal

Ketahui perbedaan BTP legal dan BTP ilegal dalam produk makanan. Cek risiko kesehatannya dan penting...

Selengkapnya
technical
...
1 week ago

Rahasia di Balik Perisa Makanan

Perisa adalah bahan tambahan pangan berupa preparat konsentrat, dengan atau tanpa ajudan perisa (fla...

Selengkapnya
technical
...
1 week ago

Dari Jolly Roger ke Merah Putih : Bebas Emisi, Bebas Polusi

Fenomena bendera dan dunia bajak laut One Piece yang sedang ramai dibahas, dikaitkan dengan isu ling...

Selengkapnya
Entertaiment
...
1 week ago

Rayakan 1 Agustus dengan Eco Date

Eco date adalah konsep kencan yang dilakukan secara berkelanjutan, minim limbah, dan berkontribusi p...

Selengkapnya
Information
...
1 week ago

Pangan Organik VS Konvensional, Siapa Lebih Aman?

Apakah pangan organik benar-benar bebas dari logam berat? Cari tahu fakta lengkapnya dan pentingnya ...

Selengkapnya
technical
...
1 week ago

Tips Mengolah Makanan Agar Bebas Logam Berat

Cara aman mengolah makanan agar terhindar dari paparan logam berat. Uji kandungan logam berat secara...

Selengkapnya
technical