Dampak Polusi Udara Terhadap Kesehatan Manusia Dan Lingkungan

3 days ago By : Fanny Fadhilah Usman


Dampak Polusi Udara Terhadap Kesehatan Manusia Dan Lingkungan

Udara adalah sumber kehidupan yang paling penting untuk seluruh makhluk hidup yang ada di dunia ini. Setiap tarikan nafas adalah pengingat betapa bergantungnya manusia terhadap elemen yang tidak memiliki wujud fisik ini. Namun, di era industri dan teknolgi yang semakin maju dan modern, kemurnian udara yang kita hirup semakin terancam. Khususnya bagi masyarakat Indonesia, isu kualitas udara bukan lagi sekadar berita dari belahan dunia lain, melainkan realitas sehari-hari yang langsung mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup. Bahkan terdapat fakta mengejutkan dari IQAir pada tahun 2024 menempatkan Indonesia di peringkat ke-15 negara dengan kualitas udara terburuk di dunia. Peringkat ini tentunya menjadi alarm yang tidak boleh kita abaikan dan harus kita pelajari lebih jauh agar polusi udara disekitar kita tidak makin memburuk.

Apa Itu Pencemaran Udara?

Di Indonesia sendiri sudah dijelaskan mengenai polusi udara di dalam Peraturan Pemerintah No 22 Tahun 2021 Pasal 1 Ayat 49 memberikan definisi yang sangat jelas, yaitu:

“Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lainnya ke dalam Udara Ambient oleh kegiatan manusia sehingga melampaui Baku Mutu Udara Ambient yang telah ditetapkan.”

Dari definisi diatas mengandung beberapa makna, seperti:

1. Sumbernya adalah kegiatan manusia: Ini menegaskan bahwa masalah utamanya adalah antropogenik (disebabkan oleh manusia).

2. Yang dimasukkan adalah zat, energi, atau komponen lain: Ini tidak hanya terbatas pada asap, tetapi juga termasuk gas beracun, partikel debu, logam berat, bahkan kebisingan (polusi suara) dan panas.

3. Tolak ukurnya adalah Baku Mutu Udara Ambient: Artinya, ada standar yang ditetapkan pemerintah untuk mengukur seberapa bersih atau tercemarnya udara di lingkungan kita.

Dengan memahami definisi ini, kita menyadari bahwa polusi udara adalah pelanggaran terhadap ambang batas yang aman bagi kesehatan dan lingkungan, yang sebagian besar disebabk oleh aktivitas kita sendiri.

7 Penyebab Polusi Udara di Indonesia dan Solusinya

Berdasarkan berbagai sumber, termasuk Gramedia Blog, akar permasalahan udara kotor di Indonesia dapat ditelusuri dari tujuh sumber utama:

1.    Emisi dari Kendaraan Bermotor. Ini seringkali menjadi kontributor utama di daerah perkotaan yang besar dan padat penduduk seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan. Jutaan kendaraan pribadi, sepeda motor, bus, dan truk melepaskan asap yang kaya akan karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SO2), dan partikel halus (PM2.5 dan PM10). Kemudian kemacetan lalu lintas yang memperparah dan memperburuk keadaan, karena mesin yang tetap menyala dalam kondisi diam juga dapat mengeluarkan emisi yang sama besarnya saat kendaraan sedang berjalan.

2.    Emisi dari Pabrik Industri. Kawasan industri merupakan titik panas pencemaran udara. Cerobong asap pabrik melepaskan polutan dalam volume sangat besar, termasuk partikel debu, logam berat, serta berbagai gas beracun. Terutama untuk para pelaku industri yang mengandalkan pembakaran batubara, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), merupakan penyumbang besar sulfur dioksida dan karbon dioksida (CO2).

3.    Pembakaran Bahan Bakar Fosil. Di luar aktivitas transportasi dan industri, pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, minyak, dan gas untuk kebutuhan domestik dan komersial juga berkontribusi. Penggunaan generator diesel, pemanas air, dan kompor gas dalam skala besar turut menambah beban polutan di atmosfer.

4.    Penggunaan Pupuk dan Pestisida. Sektor pertanian juga tidak luput dalam menyumbang polusi. Pupuk nitrogen yang digunakan di lahan pertanian dapat melepaskan amonia (NH3) ke udara. Senyawa ini kemudian dapat bereaksi dengan polutan lain yang berasal dari kendaraan dan industri untuk membentuk partikel halus sekunder, yang justru lebih berbahaya. Penyemprotan pestisida juga dapat mencemari udara melalui partikel yang disemprotkan berterbangan dan menguap di udara.

5.    Pembakaran Sampah. Praktik pembakaran sampah secara terbuka, baik di sekitar lingkungan rumah maupun di tempat pembuangan akhir atau TPA, adalah masalah yang serius. Karena di dalam sampah yang dibakar, terutama yang berbahan dasar plastic dapat melepaskan dioksin dan furan zat kimia yang sangat beracun dan bersifat karsinogenik (pemicu kanker) serta partikel halus dan logam berat.

6.    Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Ini adalah penyebab musiman yang secara dramatis menurunkan kualitas udara, khususnya di daerah Sumatera dan Kalimantan. Pembakaran untuk membuka lahan menghasilkan kabut asap tebal (smog) yang menyebar lintas batas provinsi bahkan negara. Asap karhutla kaya akan partikel PM2.5 dan gas berbahaya yang memiliki dampak kesehatan jangka pendek dan panjang yang sangat serius.

7.    Penggunaan Produk Kimia. Produk-produk kimia dalam kehidupan modern, seperti cat, aerosol, pelarut (thinner), dan bahkan produk pembersih rumah tangga, melepaskan Senyawa Organik Volatil (VOC) ke udara. VOC ini dapat bereaksi dengan sinar matahari dan membentuk ozon troposfer (ozon permukaan tanah), yang merupakan komponen utama kabut fotokimia yang berbahaya bagi sistem pernapasan.

Dampak Polusi Udara Terhadap Lingkungan

Polusi udara tidak hanya berdampak pada manusia secara langsung. Lingkungan tempat kita tinggal juga menanggung akibatnya yang sangat parah.

1.    Hujan Asam. Polutan seperti sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx) dapat bereaksi dengan uap air di atmosfer membentuk asam sulfat dan asam nitrat. Ketika turun sebagai hujan, air yang asam ini merusak ekosistem. Hujan asam dapat mengasamkan danau dan sungai, mematikan ikan dan biota air lainnya. Ia juga merusak kesuburan tanah dengan melarutkan nutrisi penting dan melepaskan aluminium yang beracun bagi tanaman. Bangunan dan monumen bersejarah pun tidak luput dari kerusakan akibat pengikisan oleh hujan asam.

2.    Efek Rumah Kaca dan Pemanasan Global. Emisi karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrogen oksida (N2O) dari pembakaran bahan bakar fosil dan kebakaran hutan terakumulasi di atmosfer. Gas-gas ini membentuk selimut yang memerangkap panas matahari, menyebabkan peningkatan suhu global rata-rata. Dampaknya sudah kita rasakan: cuaca ekstrem, pencairan es di kutub, kenaikan permukaan laut, dan terganggunya siklus alam. Kehidupan flora dan fauna terancam punah karena hilangnya habitat dan perubahan iklim yang terlalu cepat untuk beradaptasi.

3.    Kerusakan Lapisan Ozon. Zat kimia tertentu, seperti Chlorofluorocarbons (CFC) yang dulu banyak digunakan dalam pendingin dan aerosol, dapat terbawa hingga ke stratosfer. Di sana, zat-zat ini mengurai molekul ozon (O3) yang membentuk lapisan pelindung Bumi. Lapisan ozon yang menipis, atau yang dikenal sebagai "lubang ozon", membuat permukaan Bumi terekspos lebih banyak radiasi ultraviolet (UV) berbahaya dari matahari. Radiasi UV-B yang berlebihan ini dapat menyebabkan kanker kulit pada manusia dan hewan, merusak mata (katarak), dan menghambat pertumbuhan tanaman seperti kedelai dan padi.

Dampak Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Inilah dampak paling langsung dan mengkhawatirkan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan polusi udara luar ruangan sebagai kelompok karsinogenik bagi manusia (Group 1). Paparan polusi udara yang kian memburuk, khususnya partikel PM2.5 yang sangat kecil dan dapat masuk jauh ke dalam paru-paru serta aliran darah, dikaitkan dengan berbagai penyakit serius. Kementerian Kesehatan RI telah memperingatkan dampaknya, yang mencakup:

1.    Gangguan pada Mata: Iritasi, mata merah, rasa perih, dan konjungtivitis akibat kontak dengan iritan seperti ozon dan partikel.

2.    Peradangan Hidung (Rinitis): Bersin-bersin, hidung gatal, pilek, dan hidung tersumbat akibat inflamasi pada saluran hidung.

3.    Penyakit Asma: Polusi udara dapat memicu serangan asma pada penderitanya dan bahkan diduga berperan dalam menyebabkan asma pada orang yang sebelumnya sehat.

4.    Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK): Penyakit progresif yang menyebabkan sesak nafas kronis. Paparan jangka panjang terhadap polutan adalah faktor risiko utama selain merokok.

5.    Kanker Paru-Paru: Partikel karsinogenik yang terhirup dalam jangka panjang dapat menyebabkan mutasi genetik pada sel paru, memicu perkembangan kanker.

6.    Penyakit Jantung: Partikel halus dapat masuk ke aliran darah, menyebabkan peradangan pembuluh darah, penyempitan arteri, meningkatkan tekanan darah, dan akhirnya memicu serangan jantung dan stroke.

7.    Kanker Kulit: Seperti telah dijelaskan, kerusakan lapisan ozon meningkatkan radiasi UV yang merupakan penyebab utama kanker kulit melanoma dan non-melanoma.

8.    Gangguan pada Kehamilan: Paparan polusi udara pada ibu hamil dikaitkan dengan berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, dan bahkan dapat mempengaruhi perkembangan kognitif janin.

9.    Gangguan Berpikir (Kognitif): Penelitian terbaru mulai menemukan kaitan antara polusi udara dengan penurunan fungsi kognitif, demensia, dan penyakit Alzheimer, diduga karena partikel halus yang menyebabkan peradangan otak.

Betapa mengerikannya dampak-dampak tersebut. Ini bukan lagi tentang sekadar tidak nyaman, tetapi tentang ancaman nyata terhadap nyawa dan kesejahteraan hidup generasi sekarang dan yang akan mendatang.

Cara Mencegah dan Mengurangi Polusi Udara

Menghadapi masalah yang sedemikian kompleks, diperlukan upaya dari semua pihak seperti pemerintah, industri, dan tentu saja kita sendiri sebagai masyarakat. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat kita ambil:

  1. Mengurangi Penggunaan Kendaraan Pribadi
    Ini adalah kontribusi paling signifikan yang dapat dilakukan oleh individu di perkotaan. Beralihlah ke transportasi umum seperi menggunakan bus, MRT, LRT, atau KRL, menggunakan kendaraan ramah lingkungan seperti sepeda, atau berjalan kaki untuk jarak yang dekat. Dan jika memungkinkan, perusahaan dapat menerapkan kerja dari rumah atau work from home untuk mengurangi aktivitas manusia serta mobilitas kendaraan yang ada dijalanan. Jika menggunakan kendaraan pribadi sangat bagus untuk mempertimbangkan membeli kendaraan listrik atau setidaknya lakukan perawatan mesin secara berkala dengan melakukan pengujian emisi pada setiap kendaraan agar pembakaran lebih efisien dan emisi lebih rendah.
  2. Menghemat Listrik dan Energi
    Kebanyakan listrik di Indonesia masih dihasilkan dari pembakaran batubara. Menghemat listrik sama dengan mengurangi emisi dari PLTU. Kita bisa mengurangi polusi udara dengan cara mematikan lampu dan peralatan elektronik ketika tidak digunakan, menggunakan peralatan dengan daya yang rendah, dan memanfaatkan pencahayaan serta ventilasi yang alami sebisa mungkin.
  3. Menghijaukan Lingkungan
    Tanaman adalah penyerap polutan alami. Menanam pohon dan merawat tanaman hijau di sekitar rumah, sekolah, dan kantor dapat membantu menyaring udara dan menyediakan oksigen. Gerakan penghijauan atau urban farming adalah aksi nyata yang memiliki dampak ganda: memperbaiki kualitas udara dan menciptakan lingkungan yang lebih asri.
  4. Menghindari Pembakaran Sampah Terbuka
    Selalu buang sampah pada tempatnya dan pilah sesuai jenisnya. Manfaatkan layanan pengangkutan sampah atau bank sampah terdekat. Untuk sampah organik, pertimbangkan untuk membuat kompos. Jadilah agen perubahan di komunitas dengan mengedukasi tetangga tentang bahaya membakar sampah.
  5. Mendukung dan Menuntut Kebijakan yang Berpihak pada Lingkungan
    Sebagai warga negara, suara kita penting. Dukunglah kebijakan pemerintah yang pro lingkungan, seperti pengembangan transportasi massal, penaatan hukum pada industri pencemar, dan transisi ke energi terbarukan. Kita juga dapat menggunakan hak suara untuk memilih pemimpin yang memiliki komitmen kuat terhadap isu lingkungan.
  6. Menerapkan Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
    Prinsip 3R sangat powerful untuk memutus mata rantai polusi.

  • Reduce (Mengurangi): Kurangi produksi sampah, terutama plastik sekali pakai. Beli barang sesuai kebutuhan, bukan keinginan.
  • Reuse (Menggunakan Kembali): Gunakan kembali barang yang masih layak pakai. Bawa tas belanja sendiri, botol minum, dan wadah makanan.
  • Recycle (Mendaur Ulang): Pilah sampah yang dapat didaur ulang seperti kertas, plastik, dan kaleng. Dengan mendaur ulang, kita menghemat energi dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat produk baru, yang pada akhirnya mengurangi polusi dari industri

Langkah Awal yang Krusial: Memantau dan Menguji Kualitas Udara

Semua langkah pencegahan harus didasari oleh kesadaran. Dan kesadaran itu dimulai dari pengetahuan. Bagaimana kita tahu udara di sekitar kita aman? Di sinilah pentingnya pemantauan dan pengujian kualitas udara.

Dengan melakukan pengujian, kita dapat:

  • Mengetahui Tingkat Paparan: Memahami jenis dan konsentrasi polutan yang ada di lingkungan rumah, sekolah, atau kantor kita.
  • Mengambil Tindakan Pencegahan yang Tepat: Jika kualitas udara buruk, kita dapat mengambil langkah seperti menutup jendela, menggunakan air purifier, atau mengurangi aktivitas di luar ruangan.
  • Membuat Keputusan Berdasarkan Data: Data dari pengujian udara dapat digunakan untuk mendorong perubahan kebijakan di tingkat komunitas atau perusahaan.

Bagi Anda yang peduli dengan kualitas udara yang dihirup setiap hari, melakukan pengujian adalah langkah bijak dan proaktif. Dan untuk kebutuhan tersebut, INTILAB hadir sebagai partner terpercaya Anda.

INTILAB menyediakan layanan pengujian kualitas udara yang komprehensif, akurat, dan didukung oleh tenaga ahli profesional serta peralatan berteknologi mutakhir. Dengan membawa sampel udara Anda ke INTILAB, Anda akan mendapatkan analisis detail tentang berbagai parameter pencemar, sehingga Anda dapat memiliki kepastian dan kedamaian pikiran mengenai lingkungan Anda.

Jangan menunggu hingga dampak kesehatan muncul. Lindungi diri Anda, keluarga, dan masa depan kita bersama dengan memulai dari langkah yang sederhana namun berdampak besar: memastikan kualitas udara yang kita hirup.

Yuk, jadilah agen perubahan! Uji kualitas udara Anda di INTILAB sekarang juga dan ambil langkah nyata untuk nafas yang lebih bersih dan sehat.


Terbaru

...
3 days ago

Kelebihan dan Kekurangan Program Fortifikasi Makanan di Indonesia

mengupas secara komprehensif berbagai aspek program fortifikasi makanan di Indonesia, menyajikan arg...

Selengkapnya
technical
...
3 days ago

Apa Itu Hujan Asam? Kenali Penyebab, Dampak, Dan Solusi Bagi Lingkungan Hidup

Hujan asam terjadi ketika kandungan zat kimia berbahaya di udara, seperti sulfur dioksida (SO₂) da...

Selengkapnya
technical
...
3 days ago

8 Tanaman Hias Loveable Dengan Warna Brave Pink Green Hero, Percantik Halaman Sambil Jaga Lingkungan

Warna tanaman hias begitu beragam dan unik, mengundang rasa ingin memiliki. Dari hanya percampuran d...

Selengkapnya
Entertaiment
...
3 days ago

Mengenal Environmental Baseline Study (EBS) Untuk Industri Ramah Lingkungan

Dengan mengintegrasikan teknologi hijau, efisiensi energi, serta pengelolaan limbah yang tepat, indu...

Selengkapnya
technical
...
3 days ago

Apa Itu Fortifikasi Makanan? Mengenal Zat Tambahan Makanan Dan Manfaatnya Untuk Tubuh

9 Dari 10 Ahli Setuju! Fortifikasi Makanan Memberikan Manfaat Luar Biasa Bagi Tubuh- Yuk Kenali Jeni...

Selengkapnya
technical
...
3 days ago

Rahasia Gaya Hidup Sehat dengan Secangkir Teh

Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat dan konsumsi pangan ala...

Selengkapnya
technical
...
3 days ago

Hobi Makan Seafood? Waspadai Mikroplastik Yang Mengintai!Hobi Makan Seafood? Waspadai Mikroplastik Yang Mengintai!

Pentingnya kesadaran akan keberadaan mikroplastik dalam seafood yang dikonsumsi sehari-hari. Berikut...

Selengkapnya
Information
...
3 days ago

Makanan Cepat Saji Cepat Basi? Ini Penyebab dan Tips Aman Mengonsumsinya

Makanan cepat saji atau fast food dikenal praktis dan mudah dinikmati, tetapi memiliki daya simpan y...

Selengkapnya
technical
...
3 days ago

Peran Beras Fortifikasi Untuk Mencegah Stunting Di Indonesia

Kupas tuntas peran, manfaat, dan potensi beras yang diperkaya dengan vitamin dan mineral ini dalam ...

Selengkapnya
technical
...
3 days ago

Tantangan Dan Strategi Fortifikasi Makanan di Indonesia Untuk Gizi yang Lebih Baik

Fortifikasi adalah proses menambahkan zat gizi mikro penting seperti zat besi, yodium, vitamin A, zi...

Selengkapnya
technical
...
3 days ago

Waspada Bakteri E.Coli Dari Maraknya Kasus Keracunan Makanan

Keracunan makanan, sebuah ancaman kesehatan yang sering kali diremehkan, menjadi perhatian serius be...

Selengkapnya
technical
...
3 days ago

Dampak Gas Air Mata, Ancaman Nyata Untuk Lingkungan

Dampak gas air mata yang selama ini dianggap hanya berpengaruh sementara pada manusia, tetapi ternya...

Selengkapnya
Information
...
3 days ago

Dampak Polusi Udara Terhadap Kesehatan Manusia Dan Lingkungan

Indonesia menempati peringkat ke-15 dunia untuk polusi udara. Artikel ini mengupas tuntas penyebab, ...

Selengkapnya
technical
...
2 weeks ago

Mengenal Lebih Dekat Bakteri Coliform , Indikator Kebersihan Air dan Makanan

Coliform adalah kelompok bakteri yang biasanya digunakan sebagai indikator apakah air atau makanan s...

Selengkapnya
technical