Waspada Bakteri E.Coli Dari Maraknya Kasus Keracunan Makanan

2 months ago By : Fanny Fadhilah Usman


Waspada Bakteri E.Coli Dari Maraknya Kasus Keracunan Makanan

Keracunan makanan, sebuah ancaman kesehatan yang sering kali diremehkan, menjadi perhatian serius belakangan ini. Di balik banyak kasus keracunan yang merebak, sering kali bakteri Escherichia coli, atau yang lebih dikenal dengan E. coli, menjadi penyebab utamanya.

Escherichia coli (E.coli) adalah jenis bakteri yang umumnya hidup di usus manusia dan hewan. Sebagian besar strain E.coli bersifat jinak, bahkan membantu pencernaan. Namun, ada beberapa strain yang berbahaya, seperti E.coli O157:H7, yang dapat menyebabkan keracunan makanan serius.

Kehadiran E.coli di air atau makanan sering dijadikan indikator sanitasi, sekaligus peringatan adanya kemungkinan bakteri berbahaya lain. Infeksi akibat E.coli bisa memicu penyakit bawaan makanan, terutama diare, yang hingga kini masih menjadi penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian.

Infeksi E.Coli bisa menimbulkan berbagai gejala penyakit bawaan pangan (Foodborne disease), mulai dari diare, sakit perut, mual, hingga dehidrasi. Pada kasus berat, infeksi dapat memicu komplikasi berbahaya seperti gangguan ginjal.

Foodborne disease atau penyakit bawaan makanan adalah penyakit yang terjadi karena mengonsumsi makanan yang di dalamnya terdapat agen penyebab penyakit.

Keracunan makanan dan diare merupakan jenis penyakit bawaan makanan yang kerap kali terjadi di Indonesia. Salah satu agen penyebab penyakit yang dapat menyebabkan diare dan keracunan makanan adalah Escherichia coli.

Sumber Pencemaran E.Coli di Makanan

Bakteri E. coli bisa menimbulkan masalah kesehatan serius bila mencemari makanan maupun minuman. Salah satu dampak paling umum adalah diare, yang biasanya muncul setelah seseorang mengonsumsi air atau makanan yang terkontaminasi kotoran manusia maupun hewan.

Penularan juga bisa terjadi lewat kontak dengan pekerja yang terinfeksi saat proses pengolahan makanan, atau melalui peralatan makan yang kurang bersih. Itulah mengapa E. coli sering dikategorikan sebagai penyebab penyakit bawaan makanan (foodborne disease).

Meskipun E. coli sebenarnya merupakan bakteri alami yang hidup di usus manusia, keberadaannya di luar usus bisa menimbulkan penyakit. Jika jumlah bakteri ini terlalu banyak atau berpindah ke bagian tubuh lain, E. coli dapat menghasilkan racun (enterotoksin) yang memicu diare, muntah, hingga gangguan pencernaan lainnya.

E. coli juga bisa menyebar melalui peralatan sehari-hari seperti botol susu, dot bayi, termometer, atau alat makan yang tercemar tinja. Bahkan, debu dari makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi pun bisa menjadi jalur penularan.

Di Indonesia, diare masih menjadi masalah kesehatan utama, terutama pada bayi dan balita. Angka kejadian yang tinggi bahkan sering memicu kejadian luar biasa (KLB) dengan korban jiwa yang tidak sedikit.


Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Pangan adalah peristiwa di mana dua orang atau lebih mengalami sakit dengan gejala yang serupa atau hampir sama setelah mengonsumsi makanan yang telah terbukti sebagai sumber keracunan menurut analisis epidemiologi.

Kasus KLB Keracunan Pangan di Indonesia tidak dapat mewakilkan seluruh kejadian dikarenakan banyaknya kasus KLB Keracunan Pangan yang tidak dilaporkan oleh masyarakat maupun tidak terdata oleh Dinas Kesehatan. Pada tahun 2022, KLB Keracunan Pangan yang merupakan salah satu bencana non alam di Indonesia mencapai 36,92% atau 24 kasus KLB Keracunan Pangan di 16 provinsi.

Pada dasarnya E. coli adalah bakteri normal yang hidup di dalam saluran pencernaan manusia, namun terdapat beberapa galur yang dapat menyebabkan penyakit. Bakteri ini dapat tumbuh akibat penyalahgunaan waktu atau suhu makanan, sehingga meningkatkan risiko penyakit.

Kontaminasi E. coli pada makanan terjadi melalui jalur fekal-oral, yaitu patogen yang terdapat di dalam tinja mengontaminasi makanan melalui perantara, seperti jari tangan, serangga, lingkungan, dan air. Secara keseluruhan, berdasarkan pedoman dari Kemenkes RI, keracunan makanan akibat E. coli memiliki masa inkubasi 5-48 jam dengan rata-rata 10-24 jam serta memiliki gejala klinis kejang perut hebat, mual, muntah, demam, menggigil, sakit kepala, sakit otot, dan kencing berdarah.

Guna memutus rantai kontaminasi tersebut, diterapkan upaya higiene sanitasi selama proses pengelolaan makanan dilakukan. Upaya higiene sanitasi memperhatikan kelayakan pada beberapa aspek, seperti bangunan atau tempat pengelolaan makanan (TPM), fasilitas sanitasi dalam TPM, bahan makanan yang diterima hingga makanan siap didistribusikan, peralatan yang digunakan, dan penjamah makanan.

Konsumen perlu dibekali pengetahuan tentang keamanan pangan, sementara pihak industri dan pelaku UMKM juga wajib menerapkan standar sanitasi dan pengujian mikrobiologi secara rutin. Pemerintah dan lembaga pengawas pangan juga berperan besar dalam mencegah terjadinya kejadian luar biasa akibat infeksi E. coli.

Keracunan makanan bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, di rumah, sekolah, restoran, bahkan dalam produk kemasan. Meski tak terlihat, bakteri seperti E. coli bisa membawa dampak besar pada kesehatan masyarakat. Edukasi, kesadaran, dan kebersihan adalah kunci untuk menghindari penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini. Jangan remehkan makanan yang terlihat "baik-baik saja", karena bakteri patogen tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.



Referensi Jurnal : Utami, A.P. 2021. “Kajian Literatur: Hubungan Personal Higiene Penjamah Makanan dengan Kontaminasi Escherichia Coli pada Makanan”. Journal of Food and Culinary. Vol. 4, No. 1, Juni 2021, pp. 25-37


PT Inti Surya Laboratorium

Icon Business Park, Jl. Raya Cisauk Lapan Blok O No. 5 - 6, Sampora, Kec. Cisauk, Kabupaten Tangerang, Banten 15345

Des meta: Waspadai bakteri E.Coli penyebab keracunan makanan. Kenali gejala, sumber kontaminasi, hingga cara pencegahannya agar kesehatan tetap terjaga.


Terbaru

...
2 days ago

Amankah Nasi di Meja Makan Anda? Mengenal Bahaya Kadmium dan Risikonya

Semangkuk nasi putih hangat seolah menjadi jaminan ketenangan perut dan sumber energi yang tak terga...

Selengkapnya
Information
...
1 week ago

Panduan Aman Konsumsi Ikan: Cara Cerdas Memilih Ikan Rendah Merkuri

Ikan sering disebut sebagai superfood dari lautan, dan julukan itu memang pantas disandangnya. Sebag...

Selengkapnya
Information
...
2 weeks ago

Kawan atau Lawan? Membongkar Mitos dan Mengenal Jenis Lemak di Piring Anda

Ketika kata "lemak" disebut dalam percakapan tentang makanan, seringkali yang terbayang adalah stigm...

Selengkapnya
Information
...
3 weeks ago

Pengemasan Vakum vs Konvensional: Strategi Jitu Menjaga Kesegaran Makanan Berminyak Lebih Lama

Siapa tak suka keripik renyah atau gorengan gurih? Makanan berminyak adalah favorit banyak orang, na...

Selengkapnya
technical
...
4 weeks ago

Rahasia Umur Simpan Makanan: Cara Menjaga Daya Tahan dan Kualitasnya

​Apa itu Umur Simpan Makanan? Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa ada makanan yang bisa bertahan...

Selengkapnya
Information
...
1 month ago

Permen LH No. 11 Tahun 2025: Panduan Lengkap Baku Mutu & Standar Teknologi Pengolahan Air Limbah Domestik

Ketahui aturan terbaru dari Kementerian Lingkungan Hidup tentang baku mutu air limbah domestik dan s...

Selengkapnya
technical
...
1 month ago

Residu Pestisida pada Buah dan Sayuran: Ancaman Tersembunyi bagi Keamanan Pangan

Dalam era pertanian modern, pestisida berperan penting untuk melindungi tanaman dari serangan hama d...

Selengkapnya
Information
...
1 month ago

Organik Dalam Makanan : Mengenal Istilah Makanan Organik Dan Non-Organik

Dalam beberapa tahun terakhir, istilah organik semakin sering muncul di dunia makanan dan gaya hidup...

Selengkapnya
technical
...
1 month ago

Kapan Waktu Terbaik Minum Teh Hijau ? Ini Analisisnya Berdasarkan Siklus Metabolisme Tubuh

Kapan sebenarnya waktu terbaik untuk menikmati secangkir teh hijau agar manfaatnya dapat diserap sec...

Selengkapnya
technical
...
1 month ago

Minum Kombucha Tiap Hari ? Ini Manfaatnya Untuk Pencernaan!

Kombucha bukan sekadar tren sesaat, melainkan termasuk dalam kategori pangan fungsional karena menga...

Selengkapnya
technical
...
1 month ago

Percaya Atau Tidak , Inilah 5 Alasan Ilmiah Mengapa Teh Cocok Untuk Pegawai Kantoran

tahukah kamu bahwa solusi alami untuk melindungi tubuh dari serangan radikal bebas ini sudah ada dal...

Selengkapnya
Information
...
2 months ago

Kelebihan dan Kekurangan Program Fortifikasi Makanan di Indonesia

mengupas secara komprehensif berbagai aspek program fortifikasi makanan di Indonesia, menyajikan arg...

Selengkapnya
technical
...
2 months ago

Apa Itu Hujan Asam? Kenali Penyebab, Dampak, Dan Solusi Bagi Lingkungan Hidup

Hujan asam terjadi ketika kandungan zat kimia berbahaya di udara, seperti sulfur dioksida (SO₂) da...

Selengkapnya
technical
...
2 months ago

8 Tanaman Hias Loveable Dengan Warna Brave Pink Green Hero, Percantik Halaman Sambil Jaga Lingkungan

Warna tanaman hias begitu beragam dan unik, mengundang rasa ingin memiliki. Dari hanya percampuran d...

Selengkapnya
Entertaiment