Kasus KLB Pangan: Mengapa Masih Banyak Keracunan Makanan?
Makanan merupakan salah satu sumber penularan penyakit.
Pangan merupakan sesuatu dari sumber hayati maupun air baik diolah atau tidak diolah untuk konsumsi manusia.
Konsumsi pangan yang mengandung cemaran agen infeksius atau patogen dapat mengakibatkan penyakit tertentu (Foodborne Disease).
Secara global, WHO memperkirakan terdapat 31 agen berbahaya (termasuk virus, bakteri, parasit, toksin dan kimia) penyebab 600 juta kesakitan dan 420.000 kematian.
Beberapa kondisi yang mendasarinya adalah penggunaan air dalam pembersihan dan pemrosesan makanan tidak aman, proses produksi makanan yang buruk, penyimpanan yang tidak memadai, dan pengelolaan makanan yang kurang baik.
Gejala yang timbul akibat Foodborne Disease dapat mengakibatkan keracunan pangan yang serius.
Gejala klinis yang terjadi dapat berupa gejala ringan seperti mual, muntah, sakit perut, sakit kepala, diare, dehidrasi, dan lemas, hingga gejala berat yang dapat mengakibatkan kematian.
Cemaran Mikroba Penyebab Keracunan Pangan
Kejadian Luar Biasa (KLB) atau Keracunan Pangan (KP) merupakan kejadian saat dua orang atau lebih menderita sakit dengan gejala yang sama atau hampir sama setelah mengonsumsi pangan yang terbukti sebagai sumber keracunan berdasarkan epidemiologinya.
Kasus KLB KP sulit dicegah dikarenakan adanya perbedaan karakteristik dari setiap agen mikroba, sehingga diperlukan antisipasi maupun upaya penanggulangan yang spesifik agar angka kesakitan dan kematian KLB KP dapat diturunkan.
Beberapa bekteri utama penyebab KLB KP di antaranya adalah Staphylococus aureus, Bacillus cereus, Salmonella (spp.,Escherichia coli dan Clostridium spp).
Pemerintah perlu melakukan peningkatan pengawasan dan pengelolaan pangan dengan memerhatikan higiene dan sanitasi sesuai standar keamanan pangan yang telah ditetapkan dan peningkatan pengetahuan masyarakat dan tentang cara pengelolaan pangan yang benar untuk meningkatkan keamanan pangan.
Selain itu, upaya lain yang dapat dilakukan juga yaitu meningkatkan pengetahuan terkait bakteri-bakteri utama penyebab KLB KP berdasarkan data epidemiologi yang tepat dan lengkap, sehingga masyarakat dapat menjadi lebih peka dalam mengolah, memilih, dan mengonsumsi pangan yang aman.
Indonesia masih menghadapi tantangan besar terkait KLB keracunan makanan, terutama karena faktor bakteri patogen dominan, ketidaktepatan hygiene food handler, dan implementasi regulasi yang belum optimal.
Di sinilah peran vital lab uji pangan untuk memberi solusi melalui deteksi akurat, audit kebersihan, pelatihan, dan strategi promosi berbasis data, menjadikan pangan lebih aman dan memperkuat kepercayaan pasar.
Referensi Jurnal : Apriliansyah, M., Ade Z. dan Dwie A. 2022. “Bakteri Utama Penyebab Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan”. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, September 2022, Vol. 11, No. 3, hlm 239-255.
Terbaru

Organik Dalam Makanan : Mengenal Istilah Makanan Organik Dan Non-Organik
Dalam beberapa tahun terakhir, istilah organik semakin sering muncul di dunia makanan dan gaya hidup...
Selengkapnya
Kapan Waktu Terbaik Minum Teh Hijau ? Ini Analisisnya Berdasarkan Siklus Metabolisme Tubuh
Kapan sebenarnya waktu terbaik untuk menikmati secangkir teh hijau agar manfaatnya dapat diserap sec...
Selengkapnya
Minum Kombucha Tiap Hari ? Ini Manfaatnya Untuk Pencernaan!
Kombucha bukan sekadar tren sesaat, melainkan termasuk dalam kategori pangan fungsional karena menga...
Selengkapnya
Percaya Atau Tidak , Inilah 5 Alasan Ilmiah Mengapa Teh Cocok Untuk Pegawai Kantoran
tahukah kamu bahwa solusi alami untuk melindungi tubuh dari serangan radikal bebas ini sudah ada dal...
Selengkapnya
Kelebihan dan Kekurangan Program Fortifikasi Makanan di Indonesia
mengupas secara komprehensif berbagai aspek program fortifikasi makanan di Indonesia, menyajikan arg...
Selengkapnya
Apa Itu Hujan Asam? Kenali Penyebab, Dampak, Dan Solusi Bagi Lingkungan Hidup
Hujan asam terjadi ketika kandungan zat kimia berbahaya di udara, seperti sulfur dioksida (SO₂) da...
Selengkapnya
8 Tanaman Hias Loveable Dengan Warna Brave Pink Green Hero, Percantik Halaman Sambil Jaga Lingkungan
Warna tanaman hias begitu beragam dan unik, mengundang rasa ingin memiliki. Dari hanya percampuran d...
Selengkapnya
Mengenal Environmental Baseline Study (EBS) Untuk Industri Ramah Lingkungan
Dengan mengintegrasikan teknologi hijau, efisiensi energi, serta pengelolaan limbah yang tepat, indu...
Selengkapnya
Apa Itu Fortifikasi Makanan? Mengenal Zat Tambahan Makanan Dan Manfaatnya Untuk Tubuh
9 Dari 10 Ahli Setuju! Fortifikasi Makanan Memberikan Manfaat Luar Biasa Bagi Tubuh- Yuk Kenali Jeni...
Selengkapnya
Rahasia Gaya Hidup Sehat dengan Secangkir Teh
Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat dan konsumsi pangan ala...
Selengkapnya
Hobi Makan Seafood? Waspadai Mikroplastik Yang Mengintai!Hobi Makan Seafood? Waspadai Mikroplastik Yang Mengintai!
Pentingnya kesadaran akan keberadaan mikroplastik dalam seafood yang dikonsumsi sehari-hari. Berikut...
Selengkapnya
Makanan Cepat Saji Cepat Basi? Ini Penyebab dan Tips Aman Mengonsumsinya
Makanan cepat saji atau fast food dikenal praktis dan mudah dinikmati, tetapi memiliki daya simpan y...
Selengkapnya
Peran Beras Fortifikasi Untuk Mencegah Stunting Di Indonesia
Kupas tuntas peran, manfaat, dan potensi beras yang diperkaya dengan vitamin dan mineral ini dalam ...
Selengkapnya
Tantangan Dan Strategi Fortifikasi Makanan di Indonesia Untuk Gizi yang Lebih Baik
Fortifikasi adalah proses menambahkan zat gizi mikro penting seperti zat besi, yodium, vitamin A, zi...
Selengkapnya