Pangan Fungsional dari Nusantara : Mengapa Pangan Lokal Kita Layak Bersaing di Pasar Global
Pernah terpikir kalau makanan yang sering kita anggap "biasa saja" ternyata punya manfaat luar biasa?
Di balik setiap sajian tradisional Indonesia, tersimpan lebih dari sekadar rasa, ada warisan budaya, kearifan lokal, dan potensi besar bagi kesehatan manusia.
Sumber daya alam terutama bahan pangan lokal daerah merupakan kekayaan yang dimiliki Indonesia.
Potensi yang dimiliki oleh pangan lokal Indonesia sangat besar dan bukan hal yang mustahil jika akan dikembangkan dan dimanfaatkan menjadi pangan yang memiliki sifat fungsional, contoh bahan pangan lokal yang bisa dimanfaatkan diantaranya: jagung, ubi kayu, rempah-rempah seperti jahe dan lain-lain.
Warisan Leluhur sebagai Pangan Fungsional Masa Kini
Jagung
Kandungan gizi di dalam jagung dikenal cukup tinggi.
Komponen bioaktif yang banyak di jagung diantaranya: serat pangan, asam lemak esensial, isoflavone, Fe (zat besi), β-karoten (pro vitamin A), asam amino esensial, dan lainnya (Suarni, 2009).
Selain kaya akan kandungan lemak esensial dan protein jagung juga diketahui memiliki kandungan betacryptoxanthin.
Menurut hasil penelitian (Yuan et al., 2003) menjelaskan terjadi penurunan sekitar 15-40% resiko kanker paru-paru pada orang yang mengkonsumsi makanan yang mengandung betacryptoxanthin.
Ubi Kayu
Ubi kayu atau singkong memiliki kandungan skopoletin yang merupakan komponen bioaktif yang mempunyai fungsi fisiologis bagi Kesehatan (Herlina and Nuraeni, 2014).
Manfaat senyawa skopoletin ini telah banyak diteliti oleh para ahli dan berkolerasi positif pada Kesehatan diantaranya sebagai anti-neovaskularisasi dan anti-angiogenik. (Tabana et al., 2016).
Jahe
Jahe memiliki aktivitas antioksidan, karena mengandung senyawa fenolik oleoresin, seperti gingerol dan shogaol.
Jahe memiliki zat utama gingerol yang dapat menurunkan kadar glukosa darah dan meningkatkan produksi hormon insulin.
Negara Indonesia memiliki beragam bahan – bahan tradisional yang telah digunakan sebagai bahan pangan.
Selain dijadikan bahan pangan, bahan – bahan tradisional sebagai warisan leluhur tersebut memiliki banyak khasiat, seperti mencegah penyakit degeneratif, yaitu jantung, kanker, diabetes, osteoporosis, dan juga hipertensi, serta dapat menangkal radikal bebas di dalam tubuh.
Namun, untuk menjadikan warisan leluhur ini sebagai pangan fungsional yang kompetitif, diperlukan langkah ilmiah termasuk pengujian laboratorium yang membuktikan klaim kesehatan secara valid.
Dengan pengujian laboratorium yang tepat, kita bisa membuktikan bahwa pangan lokal kita layak disebut “superfood” dan bersaing di pasar global.
Mari dukung riset, inovasi, dan pengujian laboratorium untuk mengangkat potensi pangan lokal Indonesia menjadi kebanggaan dunia.
Referensi Jurnal :
Khoerunisa, T.K. 2020. “Review : Pengembangan Produk Pangan Fungsional Di Indonesia Berbasis Bahan Pangan Lokal Unggulan”. Indonesian Journal of Agricultural and Food Research. Vol 2 No 1 (2020), 49 - 59.
Terbaru

Organik Dalam Makanan : Mengenal Istilah Makanan Organik Dan Non-Organik
Dalam beberapa tahun terakhir, istilah organik semakin sering muncul di dunia makanan dan gaya hidup...
Selengkapnya
Kapan Waktu Terbaik Minum Teh Hijau ? Ini Analisisnya Berdasarkan Siklus Metabolisme Tubuh
Kapan sebenarnya waktu terbaik untuk menikmati secangkir teh hijau agar manfaatnya dapat diserap sec...
Selengkapnya
Minum Kombucha Tiap Hari ? Ini Manfaatnya Untuk Pencernaan!
Kombucha bukan sekadar tren sesaat, melainkan termasuk dalam kategori pangan fungsional karena menga...
Selengkapnya
Percaya Atau Tidak , Inilah 5 Alasan Ilmiah Mengapa Teh Cocok Untuk Pegawai Kantoran
tahukah kamu bahwa solusi alami untuk melindungi tubuh dari serangan radikal bebas ini sudah ada dal...
Selengkapnya
Kelebihan dan Kekurangan Program Fortifikasi Makanan di Indonesia
mengupas secara komprehensif berbagai aspek program fortifikasi makanan di Indonesia, menyajikan arg...
Selengkapnya
Apa Itu Hujan Asam? Kenali Penyebab, Dampak, Dan Solusi Bagi Lingkungan Hidup
Hujan asam terjadi ketika kandungan zat kimia berbahaya di udara, seperti sulfur dioksida (SO₂) da...
Selengkapnya
8 Tanaman Hias Loveable Dengan Warna Brave Pink Green Hero, Percantik Halaman Sambil Jaga Lingkungan
Warna tanaman hias begitu beragam dan unik, mengundang rasa ingin memiliki. Dari hanya percampuran d...
Selengkapnya
Mengenal Environmental Baseline Study (EBS) Untuk Industri Ramah Lingkungan
Dengan mengintegrasikan teknologi hijau, efisiensi energi, serta pengelolaan limbah yang tepat, indu...
Selengkapnya
Apa Itu Fortifikasi Makanan? Mengenal Zat Tambahan Makanan Dan Manfaatnya Untuk Tubuh
9 Dari 10 Ahli Setuju! Fortifikasi Makanan Memberikan Manfaat Luar Biasa Bagi Tubuh- Yuk Kenali Jeni...
Selengkapnya
Rahasia Gaya Hidup Sehat dengan Secangkir Teh
Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat dan konsumsi pangan ala...
Selengkapnya
Hobi Makan Seafood? Waspadai Mikroplastik Yang Mengintai!Hobi Makan Seafood? Waspadai Mikroplastik Yang Mengintai!
Pentingnya kesadaran akan keberadaan mikroplastik dalam seafood yang dikonsumsi sehari-hari. Berikut...
Selengkapnya
Makanan Cepat Saji Cepat Basi? Ini Penyebab dan Tips Aman Mengonsumsinya
Makanan cepat saji atau fast food dikenal praktis dan mudah dinikmati, tetapi memiliki daya simpan y...
Selengkapnya
Peran Beras Fortifikasi Untuk Mencegah Stunting Di Indonesia
Kupas tuntas peran, manfaat, dan potensi beras yang diperkaya dengan vitamin dan mineral ini dalam ...
Selengkapnya
Tantangan Dan Strategi Fortifikasi Makanan di Indonesia Untuk Gizi yang Lebih Baik
Fortifikasi adalah proses menambahkan zat gizi mikro penting seperti zat besi, yodium, vitamin A, zi...
Selengkapnya