Telusuri Inovasi Hijau: Pangan Fermentasi, Kesehatan, dan Lingkungan Berkelanjutan

2 months ago By : Muhamad Zul Fikri


Menyulap Produk Tradisional Jadi Pangan Fungsional Modern

Pernah nggak sih kamu kepikiran kalau makanan fermentasi tradisional seperti tempe, tape, atau yogurt ternyata nggak cuma enak, tapi juga punya manfaat luar biasa untuk kesehatan? Menariknya lagi, teknologi fermentasi kini bukan cuma soal menjaga cita rasa warisan leluhur, tapi juga menjadi jembatan menuju inovasi hijau: membuat makanan jadi lebih sehat sekaligus ramah lingkungan.

Fermentasi merupakan salah satu teknologi pangan tertua yang telah digunakan secara luas di berbagai budaya untuk mengawetkan dan meningkatkan cita rasa produk tradisional. Namun, fermentasi kini bukan hanya soal pelestarian atau peningkatan rasa, melainkan juga sebagai inovasi hijau dalam menghasilkan pangan fungsional modern yang ramah lingkungan dan sehat. Pangan fungsional yang dihasilkan dari proses fermentasi tidak hanya memberikan manfaat nutrisi, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan proses yang lebih efisien.

Inovasi hijau mengacu pada pengembangan produk dan proses yang ramah lingkungan dengan tujuan mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem. Fermentasi sebagai teknologi alami dapat mengurangi kebutuhan akan bahan kimia pengawet, menekan limbah makanan, dan mengoptimalkan penggunaan bahan baku lokal. Proses fermentasi juga cenderung menggunakan energi yang lebih rendah dibandingkan metode pengolahan lain sehingga menurunkan jejak karbon produksi pangan. Berikut beberapa contoh diantaranya:


Tempe

Tempe merupakan produk olahan kedelai yang terbentuk dari kapang jenis Rhizopus sp, terutama dari spesies R. oligosporus, melalui proses fermentasi. Ada beberapa jenis tempe, antara lain yaitu tempe gembus (dibuat dari ampas tahu), tempe lamtoro (dari biji lamtoro), tempe benguk (dari biji koro benguk), tempe koro (dari biji koro), tempe bongkrek (dari ampas kelapa), tempe gude (dari kacang gude), tempe bungkil (dari ampas pembuatan minyak kacang), dan tempe kedelai (dibuat dari biji kedelai). Selama proses pembuatannya, banyak perubahan yang terjadi selama proses fermentasi kedelai menjadi tempe, baik perubahan fisik, biokimia, maupun mikrobiologi. Beberapa perubahan tersebut sangat menguntungkan dalam hal sumbangan gizi dan juga kesehatan seperti enzim – enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, menjadikan protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe lebih mudah untuk dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai.


Tape

Tape mempunyai tekstur yang lunak, rasa yang asam manis, dan sedikit mengandung alkohol. Selama fermentasi, tape mengalami perubahan – perubahan biokimia akibat dari adanya aktivitas mikroorganisme. Pada dasarnya, semua bahan pangan yang kaya akan karbohidrat dapat diolah menjadi tape misalnya ketan putih dan dari jenis umbi – umbian, seperti singkong. Selain meningkatkan cita rasa, fermentasi pada tape juga memunculkan senyawa bioaktif yang baik untuk kesehatan.

Fermentasi memungkinkan penggunaan bahan baku yang beragam dan seringkali berupa limbah pertanian, seperti kulit buah, ampas tahu, dan sisa sayuran, yang diolah menjadi produk bernilai tinggi seperti pada contoh tempe dan tape. Setiap bahan pangan tersebut memiliki kandungan senyawa bioaktif seperti isoflavone, fitosterol, fenolik, flavonoid, alkaloid, tannin, triterpenoid. Jadi, fermentasi bukan cuma soal tradisi, tapi juga kunci inovasi hijau dalam dunia pangan. Makanan fermentasi yang dulu kita kenal kini berubah jadi pangan fungsional yang nggak cuma sehat buat tubuh, tapi juga ramah lingkungan. Ini jalan kita menuju masa depan pangan yang berkelanjutan dan berkualitas tinggi!


Untuk memastikan semua klaim nutrisi dan keamanan pada pangan fungsional fermentasi Anda akurat serta sesuai standar, pengujian laboratorium yang presisi sangatlah penting. PT Inti Surya Laboratorium (Intilab) hadir sebagai mitra terpercaya Anda. Dengan tim ahli dan fasilitas modern, kami siap mendukung inovasi hijau Anda melalui layanan analisis pangan yang komprehensif, mulai dari uji cemaran hingga validasi kandungan bioaktif. Mari bersama Intilab, kita wujudkan masa depan pangan yang tidak hanya lezat dan sehat, tetapi juga terjamin kualitasnya



Referensi Jurnal : Setiawan, S.C.E. dkk. 2024. “Pangan fungsional dari bahan pangan tradisional: tinjauan pustaka”. Agrointek Volume 18 No 3 September 2024: 552-560..


Artikel Asli  IntiLab


Terbaru

...
1 week ago

Organik Dalam Makanan : Mengenal Istilah Makanan Organik Dan Non-Organik

Dalam beberapa tahun terakhir, istilah organik semakin sering muncul di dunia makanan dan gaya hidup...

Selengkapnya
technical
...
1 week ago

Kapan Waktu Terbaik Minum Teh Hijau ? Ini Analisisnya Berdasarkan Siklus Metabolisme Tubuh

Kapan sebenarnya waktu terbaik untuk menikmati secangkir teh hijau agar manfaatnya dapat diserap sec...

Selengkapnya
technical
...
1 week ago

Minum Kombucha Tiap Hari ? Ini Manfaatnya Untuk Pencernaan!

Kombucha bukan sekadar tren sesaat, melainkan termasuk dalam kategori pangan fungsional karena menga...

Selengkapnya
technical
...
1 week ago

Percaya Atau Tidak , Inilah 5 Alasan Ilmiah Mengapa Teh Cocok Untuk Pegawai Kantoran

tahukah kamu bahwa solusi alami untuk melindungi tubuh dari serangan radikal bebas ini sudah ada dal...

Selengkapnya
Information
...
2 weeks ago

Kelebihan dan Kekurangan Program Fortifikasi Makanan di Indonesia

mengupas secara komprehensif berbagai aspek program fortifikasi makanan di Indonesia, menyajikan arg...

Selengkapnya
technical
...
2 weeks ago

Apa Itu Hujan Asam? Kenali Penyebab, Dampak, Dan Solusi Bagi Lingkungan Hidup

Hujan asam terjadi ketika kandungan zat kimia berbahaya di udara, seperti sulfur dioksida (SO₂) da...

Selengkapnya
technical
...
2 weeks ago

8 Tanaman Hias Loveable Dengan Warna Brave Pink Green Hero, Percantik Halaman Sambil Jaga Lingkungan

Warna tanaman hias begitu beragam dan unik, mengundang rasa ingin memiliki. Dari hanya percampuran d...

Selengkapnya
Entertaiment
...
2 weeks ago

Mengenal Environmental Baseline Study (EBS) Untuk Industri Ramah Lingkungan

Dengan mengintegrasikan teknologi hijau, efisiensi energi, serta pengelolaan limbah yang tepat, indu...

Selengkapnya
technical
...
2 weeks ago

Apa Itu Fortifikasi Makanan? Mengenal Zat Tambahan Makanan Dan Manfaatnya Untuk Tubuh

9 Dari 10 Ahli Setuju! Fortifikasi Makanan Memberikan Manfaat Luar Biasa Bagi Tubuh- Yuk Kenali Jeni...

Selengkapnya
technical
...
2 weeks ago

Rahasia Gaya Hidup Sehat dengan Secangkir Teh

Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat dan konsumsi pangan ala...

Selengkapnya
technical
...
2 weeks ago

Hobi Makan Seafood? Waspadai Mikroplastik Yang Mengintai!Hobi Makan Seafood? Waspadai Mikroplastik Yang Mengintai!

Pentingnya kesadaran akan keberadaan mikroplastik dalam seafood yang dikonsumsi sehari-hari. Berikut...

Selengkapnya
Information
...
2 weeks ago

Makanan Cepat Saji Cepat Basi? Ini Penyebab dan Tips Aman Mengonsumsinya

Makanan cepat saji atau fast food dikenal praktis dan mudah dinikmati, tetapi memiliki daya simpan y...

Selengkapnya
technical
...
2 weeks ago

Peran Beras Fortifikasi Untuk Mencegah Stunting Di Indonesia

Kupas tuntas peran, manfaat, dan potensi beras yang diperkaya dengan vitamin dan mineral ini dalam ...

Selengkapnya
technical
...
2 weeks ago

Tantangan Dan Strategi Fortifikasi Makanan di Indonesia Untuk Gizi yang Lebih Baik

Fortifikasi adalah proses menambahkan zat gizi mikro penting seperti zat besi, yodium, vitamin A, zi...

Selengkapnya
technical