Telusuri Inovasi Hijau: Pangan Fermentasi, Kesehatan, dan Lingkungan Berkelanjutan
Menyulap Produk Tradisional Jadi Pangan Fungsional Modern
Pernah nggak sih kamu kepikiran kalau makanan fermentasi tradisional seperti tempe, tape, atau yogurt ternyata nggak cuma enak, tapi juga punya manfaat luar biasa untuk kesehatan? Menariknya lagi, teknologi fermentasi kini bukan cuma soal menjaga cita rasa warisan leluhur, tapi juga menjadi jembatan menuju inovasi hijau: membuat makanan jadi lebih sehat sekaligus ramah lingkungan.
Fermentasi merupakan salah satu teknologi pangan tertua yang telah digunakan secara luas di berbagai budaya untuk mengawetkan dan meningkatkan cita rasa produk tradisional. Namun, fermentasi kini bukan hanya soal pelestarian atau peningkatan rasa, melainkan juga sebagai inovasi hijau dalam menghasilkan pangan fungsional modern yang ramah lingkungan dan sehat. Pangan fungsional yang dihasilkan dari proses fermentasi tidak hanya memberikan manfaat nutrisi, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan proses yang lebih efisien.
Inovasi hijau mengacu pada pengembangan produk dan proses yang ramah lingkungan dengan tujuan mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem. Fermentasi sebagai teknologi alami dapat mengurangi kebutuhan akan bahan kimia pengawet, menekan limbah makanan, dan mengoptimalkan penggunaan bahan baku lokal. Proses fermentasi juga cenderung menggunakan energi yang lebih rendah dibandingkan metode pengolahan lain sehingga menurunkan jejak karbon produksi pangan. Berikut beberapa contoh diantaranya:
Tempe
Tempe merupakan produk olahan kedelai yang terbentuk dari kapang jenis Rhizopus sp, terutama dari spesies R. oligosporus, melalui proses fermentasi. Ada beberapa jenis tempe, antara lain yaitu tempe gembus (dibuat dari ampas tahu), tempe lamtoro (dari biji lamtoro), tempe benguk (dari biji koro benguk), tempe koro (dari biji koro), tempe bongkrek (dari ampas kelapa), tempe gude (dari kacang gude), tempe bungkil (dari ampas pembuatan minyak kacang), dan tempe kedelai (dibuat dari biji kedelai). Selama proses pembuatannya, banyak perubahan yang terjadi selama proses fermentasi kedelai menjadi tempe, baik perubahan fisik, biokimia, maupun mikrobiologi. Beberapa perubahan tersebut sangat menguntungkan dalam hal sumbangan gizi dan juga kesehatan seperti enzim – enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, menjadikan protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe lebih mudah untuk dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai.
Tape
Tape mempunyai tekstur yang lunak, rasa yang asam manis, dan sedikit mengandung alkohol. Selama fermentasi, tape mengalami perubahan – perubahan biokimia akibat dari adanya aktivitas mikroorganisme. Pada dasarnya, semua bahan pangan yang kaya akan karbohidrat dapat diolah menjadi tape misalnya ketan putih dan dari jenis umbi – umbian, seperti singkong. Selain meningkatkan cita rasa, fermentasi pada tape juga memunculkan senyawa bioaktif yang baik untuk kesehatan.
Fermentasi memungkinkan penggunaan bahan baku yang beragam dan seringkali berupa limbah pertanian, seperti kulit buah, ampas tahu, dan sisa sayuran, yang diolah menjadi produk bernilai tinggi seperti pada contoh tempe dan tape. Setiap bahan pangan tersebut memiliki kandungan senyawa bioaktif seperti isoflavone, fitosterol, fenolik, flavonoid, alkaloid, tannin, triterpenoid. Jadi, fermentasi bukan cuma soal tradisi, tapi juga kunci inovasi hijau dalam dunia pangan. Makanan fermentasi yang dulu kita kenal kini berubah jadi pangan fungsional yang nggak cuma sehat buat tubuh, tapi juga ramah lingkungan. Ini jalan kita menuju masa depan pangan yang berkelanjutan dan berkualitas tinggi!
Untuk memastikan semua klaim nutrisi dan keamanan pada pangan fungsional fermentasi Anda akurat serta sesuai standar, pengujian laboratorium yang presisi sangatlah penting. PT Inti Surya Laboratorium (Intilab) hadir sebagai mitra terpercaya Anda. Dengan tim ahli dan fasilitas modern, kami siap mendukung inovasi hijau Anda melalui layanan analisis pangan yang komprehensif, mulai dari uji cemaran hingga validasi kandungan bioaktif. Mari bersama Intilab, kita wujudkan masa depan pangan yang tidak hanya lezat dan sehat, tetapi juga terjamin kualitasnya
Referensi Jurnal : Setiawan, S.C.E. dkk. 2024. “Pangan fungsional dari bahan pangan tradisional: tinjauan pustaka”. Agrointek Volume 18 No 3 September 2024: 552-560..
Artikel Asli IntiLab
Terbaru

Tren "Joki Strava": Motivasi, Jebakan, dan Pentingnya Verifikasi Diri
Dalam dunia olahraga modern, platform seperti Strava telah menjadi bagian tak terpisahkan bagi banya...
Selengkapnya
Sound Horeg: Meriah di Luar, Aman Nggak di Dalam?
Acara musik jalanan dengan tata suara super besar atau yang dikenal sebagai sound horeg kini makin m...
Selengkapnya
Rahasia Gizi Optimal dari Susu dan Pentingnya Peran Laboratorium Pangan
Ketahanan Pangan Nasional Dimulai dari Susu...
Selengkapnya
Telusuri Inovasi Hijau: Pangan Fermentasi, Kesehatan, dan Lingkungan Berkelanjutan
Pernah nggak sih kamu kepikiran kalau makanan fermentasi tradisional seperti tempe, tape, atau yogur...
Selengkapnya
Gaya Hidup Kekinian : Mengungkap Tren Makanan Fungsional Favorit Anak Muda
Pangan fungsional punya potensi besar untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Makanan sehat tak har...
Selengkapnya
Melindungi Kesehatan dan Hak Anda: Beras Oplosan dan Peran Penting Uji Pangan
Kesehatan adalah hal yang wajib dijaga semua manusia, dengan memilih makanan yang baik dan memberi m...
Selengkapnya
Dari Laut ke Meja Makan : Protein Ikan, Solusi Pangan Sehat Masa Depan
Protein ikan tersusun atas sekitar 20 asam amino, termasuk asam amino esensial lisin dan metionin. ...
Selengkapnya
Secangkir Kopi Pahitmu: Ada Apa di Balik Kelezatannya? (Dan Mengapa Laboratorium Penting)
Kopi: Lebih dari Sekadar Kafein, Sebuah Ekosistem Mikro, Mengapa Kopi Anda Butuh "Cek Kesehatan" di ...
Selengkapnya
Cek Kualitas Air Minum : Kenali Bakteri Coliform & Dampaknya
Bakteri coliform adalah kelompok bakteri gram-negatif, berbentuk batang, tidak membentuk spora, dan ...
Selengkapnya
Pangan Fungsional dari Nusantara : Mengapa Pangan Lokal Kita Layak Bersaing di Pasar Global
Dengan pengujian laboratorium yang tepat, kita bisa membuktikan bahwa pangan lokal kita layak disebu...
Selengkapnya
Pangan Fungsional : Lebih dari Sekadar Nutrisi untuk Tubuh Sehat
Pangan fungsional dirancang untuk memberikan manfaat kesehatan yang melampaui nutrisi dasar yang dip...
Selengkapnya
Meriah Dan Penuh Warna: Begini Suasana Penutupan PRJ 2025!
Hari penutupan Pekan Raya Jakarta (PRJ) 2025 memperlihatkan bagaimana festival seperti ini bisa menj...
Selengkapnya
Weekend Berfaedah Menjaga Kesehatan Diri dan Kelestarian Lingkungan
American Heart Association merekomendasikan setidaknya 150 menit aktivitas fisik intensitas sedang s...
Selengkapnya
Menjaga Nilai Gizi Lewat Teknologi
Pengolahan termal diketahui dapat memengaruhi kandungan dan aktivitas senyawa antioksidan dalam baha...
Selengkapnya